SEJARAH DESA
1.
SEJARAH BERDIRINYA DESA PAKIS
Menurut penuturan para sesepuh, desa pakis dulu merupakan
hutan belantara yang membentang di lereng sebelah barat gunung merbabu. Di
dalam hutan ada beberapa sungai yang mengalir air jernih berasal dari mata air
gunung merbabu dan juga sumber-sumber mata air yang ada di tengah hutan. Air ini
merupakan sumber bagi kehidupan
ekosistem yang ada. Berbagai
macam satwa hidup didalamnya. Harimau
jawa merupakan binatang buas yang dulu
ada, dan sampai saat ini kadang-kadang juga masih dijumpai. Kera merupakan penghuni yang sampai
saat ini masih hidup bebas disekitar hutan gunung Balak. Berbagai pohon atau
kayu hutan tumbuh dengan subur. Salah satu pohon yang banyak terdapat dihutan
tersebut adalah jenis pohon Pakis Taji
atau Pakis Haji.
Masih
menurut cerita yang disampaikan oleh para sesepuh desa, pada suatu saat datang
seseorang berasal diri kerajaan Demak. Beliau adalah seorang yang sengaja mengasingkan diri dan menjauh dari keramaian di kerajaan. Tujuan beliau menjauh dari kerajaan
untuk mencari ketentraman hidup dan lebih
mendekatkan diri kepada sang Penguasa Alam. Ada juga yang mengatakan
beliau sedang mencari arti jatining diri dan
menambah berbagai macan ilmu. Beliau bernama Kiswo Hardono atau ada juga
yang menyebut Kisworo. Kiswo Hardono atu
Kisworo ditemani beberapa penderek atau pengikut yang telah membantunya sejak masih di Demak.
Mereka adalah Mbah Burik dan Nyai Burik
serta Mbah Tambang dan Nyai Tambang.
Berbekal kemauan yang keras dan
kemampuan yang dimiliki Kiswo Hardono atau Kisworo dibantu para pengikutnya mulai membabat hutan.
Dimulailah dari tempat yang banyak ditumbuhi tanaman Pakis Taji. Tujuan utama membabat hutan adalah untuk tempat tinggal
atau bermukim. Selanjutnya beliau membuat lahan pertanian untuk bercocok tanam guna memenuhi
kebutuhannya. Sambil terus bekerja dan berjuang Kiswo Hardono senantiasa
mendekatkan diri kepada sang Pencipta untuk memohon ilmu yang berguna bagi kehidupannya.
Keberadaan Kiswo Hardono menarik perhatian para penduduk yang ada
disekitarnya.
Mereka datang untuk berbagai
kepentingan. Ada yang menimba ilmu pertanian, ilmu kanoragan, dan meminta
pertolongan untuk kesembuhan penyakit yang diderita. Seiring dengan berjalannya
waktu, tempat atau pemukiman itu bertambah ramai dan menjadi sebuah
perkampungan.
Sosok Kisworo di perkampungan itu sangat dihormati oleh warga. Kiswo Hardono
dihormati sebagai pendiri kampung dan
sesepuh bagi warga. Kiswo Hardono atau
Kisworo menjadi tempat bagi warga
untuk meminta petunjuk dalam
menyelesaikan /memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan. Kiswo Hardono juga menjadi tempat
bagi warga untuk meminta pertolongan
bagi kesembuhan penyakit yang
diderita warga. “Pak Kis” adalah
panggilan akrab yang sering digunakan oleh warga untuk memanggil atau menyebut
nama beliau.
Keberadaan “Pak Kis” sebagai tokoh dan sesepuh mulai tersebar luas
ke daerah sekitar. Banyak warga datang ke tempat “Pak Kis”
meminta berkah untuk berbagai kepentingan. Seiring perjalanan waktu dan
karena banyaknya para warga yang datang ke “Pak Kis” maka pemukiman atau dusun tempat tinggal Kiswo Hardono atau Kisworo itu
terbiasa disebut “Pakis” yang tak lain
adalah nama panggilan Kiswo Hardono atau
Kisworo.
Menurut
penuturan sesepuh desa Pakis, di dusun “Pakis” yang pertama kali meninggal dunia adalah mbah Burik (penderek)
yang selanjutnya dimakamkan di Pakis Tengah. Mbah Burik dipercaya sebagai
“Cikal Bakal” dusun Pakis Tengah. Dalam kurun waktu yang tak berbeda jauh Mbah
Tambang juga meninggal. Mbah Tambang di makamkan di Pakis Kulon yang sekarang
disebut Nambangan. Sedangkan Pak Kiswo Hardono atau Kisworo meninggal dan
dimakamkan di Pakis Tengah dekat dengan Mbah Burik.
Makam Kiswo
Hardono/Kisworo
di Pemakaman Umum Dusun Pakis
Tengah
masak beda sama cerita aslinya gan..
BalasHapus